Tuesday, January 5, 2016

Being Happy (Menjadi Bahagia)

-by Pope Francis-

"You may have defects, be anxious and sometimes live irritated, but do not forget that your life is the greatest enterprise in the world. Only you can prevent it from going into decadence. There are many that need you, admire you and love you.

"Engkau mungkin memiliki kekurangan, gelisah dan kadang hidup tak tentram, namun jangan lupa hidupmu adalah sebuah proyek terbesar dalam dunia. Hanya engkau yang sanggup menghindari kegagalannya. Ada banyak yang membutuhkanmu, mengagumimu dan mencintaimu.

I would like to remind you that being happy is not having a sky without storms, or roads without accidents, or work without fatigue, or relationships without disappointments.
Being happy is finding strength in forgiveness, hope in one’s battles, security at the stage of fear, love in disagreements.

Aku ingin mengingatkanmu bahwa merasa bahagia bukan berarti memiliki langit tanpa badai, atau jalan tanpa kecelakaan, atau bekerja tanpa capek, ataupun hubungan tanpa kekecewaan.
Merasa Bahagia adalah mencari kekuatan untuk memaafkan, harapan dalam perjuangan, rasa aman disaat ketakutan, kasih di saat perselisihan.

Being happy is not only to treasure the smile, but that you also reflect on the sadness.

Merasa bahagia bukan hanya mengenang senyum yang pernah ada, melainkan juga belajar dari kesedihan yang lalu.

It is not just commemorating the event, but also learning lessons in failures.

Bukan hanya merayakan sebuah kejayaan, melainkan juga belajar dari kegagalan

It is not just having joy with the applause, but also having joy in anonymity.

Bukan hanya bergembira menerima tepukan tangan meriah, melainkan juga bergembira meskipun tak ternama.

Being happy is to recognize that it is worthwhile to live, despite all the challenges, misunderstandings and times of crises.

Merasa bahagia adalah menyadari bahwa hidup adalah sangat berharga, diatas segala tantangan, prasangka dan keadaan kritis.

Being happy is not inevitable fate, but a victory for those who can travel towards it with your own being.

Merasa bahagia bukanlah sebuah takdir, melainkan sebuah kemenangan untuk mereka yang mampu menempuhnya dengan menjadi diri mereka sendiri.

Being happy is to stop being a victim of problems but become an actor in history itself.

Menjadi bahagia adalah dengan menolak menjadi korban dari masalah, melainkan menjadi tokoh dari sejarah.

It is not only to cross the deserts outside of ourselves, but still more, to be able to find an oasis in the recesses of our soul.

Bukan hanya menyebrangi gurun diluar diri kita, tapi sebaliknya, mampu mencari mata air dalam serpihan batin kita.

It is to thank God every morning for the miracle of life.

Dengan mengucap syukur setiap pagi atas mukjizat dari kehidupan.

Being happy is not being afraid of one's feelings. It is to know how to talk about ourselves. It is to bear with courage when hearing a "no".

Menjadi bahagia bukan merasa takut atas perasaan kita. Melainkan bagaimana mengutarakan tentang diri kita. Untuk memiliki ketegaran ketika mendengar kata "tidak".

It is to have the security to receive criticism, even if is unfair.

Untuk memiliki kenyamanan menerima kritik, meskipun tidak pantas.

It is to kiss the children, pamper the parents, have poetic moments with friends, even if they have hurt us.

Dengan mencium anak-anak, memanjakan orang tua, memiliki saat saat berkesan dengan teman-teman, walaupun mereka pernah menyakiti kita.

Being happy means allowing the free, happy and simple child inside each of us to live; having the maturity to say, "I was wrong"; having the audacity to say, "forgive me".

Merasa bahagia bermakna membiarkan
Anak yang bebas, bahagia dan lugu yang ada dalam diri kita hidup; memiliki kedewasaan berucap "saya salah", memiliki keberanian berucap "maafkan saya".

It is to have sensitivity in expressing, "I need you"; to have the ability of saying, "I love you."

Memiliki perasaan untuk mengutarakan "Aku membutuhkan kamu" ; memiliki kemampuan berucap "Aku mencintaimu".

So that your life becomes a garden full of opportunities for being happy...

Dengan demikian hidupmu menjadi lahan yang penuh dengan kesempatan untuk menjadi bahagia.

In your spring-time, may you become a lover of joy. In your winter, may you become a friend of wisdom.

Di musim semi-mu, jadilah kekasih dari keriangan. Di musim dingin-mu, jadilah sahabat dari kebijaksanaan.

And when you go wrong along the way, you start all over again. Thus you will be more passionate about life.

Dan ketika engkau melakukan kesalahan, mulai lagi dari awal. Dengan demikian engkau akan sangat bersemangat dalam menjalani kehidupan.

And you will find that happiness is not about having a perfect life but about using tears to water tolerance, losses to refine patience, failures to carve serenity, pain to lapidate pleasure, obstacles to open the windows of intelligence.

Dan engkau akan mengerti bahwa kebahagiaan bukanlah berarti memiliki kehidupan yang sempurna, melainkan menggunakan airmata untuk memupuk toleransi, kegagalan untuk mengukir kedamaian, kesedihan untuk mengalasi kebahagiaan, kesulitan untuk membuka jendela pengetahuan.

Never give up .... Never give up on the people you love. Never give up from being happy because life is an incredible show.

Jangan menyerah...  Jangan menyerah atas orang orang yang engkau kasihi. Jangan menyerah untuk merasa bahagia karena kehidupan adalah sebuah pertunjukan yang menakjubkan.

And you are a special human being!"

Dan engkau adalah seorang manusia yang luar biasa.

- Pope Francis  (Paus Fransiskus)

No comments: