Thursday, August 12, 2021

Untuk Apa Menabung Dendam?

Puncta 12.08.21
Kamis Biasa XIX
Matius 18: 21 – 19:1

Untuk Apa Menabung Dendam?

NELSON MANDELA dijatuhi hukuman seumur hidup karena dituduh mengadakan sabotase dan rencana penggulingan pemerintahan di Afrika Selatan tahun 1962.

 Ia menjalani hukuman selama 27 tahun. Ia sering disiksa, diteror, tidak diberi makan. Suatu kali ia digantung dengan posisi terbalik, kepala di bawah dan dikencingi oleh sipir penjara.

 Mandela hanya bergumam, “Tunggu saatnya.”

Dia dibebaskan berkat dukungan kampanye Internasional. Tahun 1994 Mandela memenangkan pemilu multi ras. Ia menjadi Presiden Kulit Hitam pertama di Afrika Selatan. 

Saat menjabat presiden, ia mengingat sipir penjara yang pernah mengencingi dia. Ajudan diminta membawa sipir ke hadapannya. 

Sipir itu sangat ketakutan. Ia mengira Mandela akan balas dendam, atau menghukum dan menyiksanya. 

Tetapi ketika sipir datang, Mandela merangkul dan mencium dia. Mandela berkata, “Saat pertama menjadi presiden, hal pertama yang akan kulakukan adalah MEMAAFKANMU.” 

Mandela menjadi Bapak Rekonsiliasi Nasional.

Perenang Margareth MacNeil membuat heboh medsos di China karena ia mengalahkan perenang Negeri Tirai Bambu, Zhang Yufei hanya selisih 0,05 detik. 

Yang lebih menghebohkan karena “Maggie” berdarah China tetapi kewarganegaraan Kanada. 

Waktu bayi, dia dibuang oleh orangtuanya karena kebijakan “satu anak”. Dia diadopsi oleh pasangan keluarga Kanada, Edward MacNeil dan Susan McNair. 

Suatu kali “Maggie” pergi ke Jijuang, Jiangxi, China, kota kelahirannya untuk menjumpai orangtuanya yang asli. 

Dia memaafkan kedua orangtuanya yang dulu membuangnya. Memaafkan tidak bisa menghapus masa lalu, tetapi bisa mengubah masa depan. 

Maggie menatap masa depannya dengan hati ringan tanpa beban.

*Yesus mengajarkan kepada Petrus, tidak hanya sampai tujuh kali mengampuni, tetapi sampai tujuh puluh kali tujuh kali.* Itu _artinya_ _*"pengampunan  tak terhitung*_ 

Dasarnya apa? _*Dasarnya adalah Allah yang  mengampuni tanpa batas*_. Seperti Raja yang mengampuni hamba yang berhutang sepuluh ribu talenta itu.

Orang-orang yang mampu mengampuni bisa melepaskan diri dari rasa amarah, benci dan dendam. 

Hal ini tidak mudah karena banyak yang pernah disakiti, dilukati hatinya, terasa sulit untuk memaafkan, apalagi mengampuni. 

Hanya orang-orang yang _sudah selesai dengan dirinya dan legawa mampu mengampuni_ Orang yang bisa mengampuni sadar bahwa dendam dan sakit hati adalah beban yang menyakiti diri sendiri. 

_Mengampuni bisa menyembuhkan diri sendiri_. Banyak penyakit disembuhkan karena daya pengampunan.

Pengampunan juga _perwujudan iman yang mendalam_. Mengampuni dengan religiusitas itu sangat erat. 

Dengan mengampuni, orang mewujudkan imannya. Semua Kitab Suci pasti mengajarkan pengampunan. 

Kalau ada yang mengajarkan kebencian, balas dendam, membunuh, merusak, menghancurkan, pasti berlawanan dengan isi Kitab Sucinya. 

*Dengan mengampuni, orang melaksanakan perintah Allah* yang tertulis dalam Kitab Suci. 

Memang berat. Tetapi tidak ada yang sulit, bagi orang yang mau. Kalau Mandela, “Maggie” atau orang lain bisa, kenapa kita tidak?

Menghias bunga-bunga kertas,
Menjadi karya yang mempesona.
Mengampuni tanpa batas,
Itulah kasih Allah yang sempurna.

Cawas, belajar mengampuni....
Rm. Alex, J. Purwanto, Pr