Thursday, August 4, 2016

Mwnyalahkan vs Mengampuni


Disalahkan itu tdk pernah enak. Bahkan sekalipun seseorang sdh jelas melakukan kesalahan / pelanggaran, kebanyakan tdk akan suka jika ia terus disudutkan & disalahkan. Banyak alasan yg dikemukakan agar tdk terus disalahkan. Semua org tdk suka disalahkan. Tapi ketika kita melakukan kesalahan, 1 yg kita harapkan adl : kita bisa dimaafkan.

Masalahnya, mengampuni itu juga tdk mudah, sementara menyalahkan adl hal yg hampir secara otomatis kita lakukaan setiap kali ada sesuatu yg salah. Uniknya, ini tdk hanya berlaku dlm hubungan dgn org lain saja. Dalam hubungan dgn diri sendiri, yaitu kesalahan yg kita lakukan sendiri, hal ini pun terjadi. Banyak org bahkan jatuh dlm depresi panjang karena ia tdk bisa memaafkan dirinya sendiri atas kesalahan yg ia lakukan. Mengapa ini bisa terjadi? Jika semua org suka diampuni, bagaimana bisa kita tdk mau mengampuni diri sendiri? Inilah ironi yg sering terjadi dlm kehidupan.

Daud bersalah. Ia berzinah dgn Batsyeba & merancang plot licik membunuh Uria. Tuhan pun menghukumnya. Anak yg dikandung Batsyeba dari Daud sakit & mati. Daud meratap. Namun, itu dilakukan ketika bayi itu sakit. Setelah bayi itu meninggal, Daud justru berhenti berkabung. Daud jelas menyesali dosanya, tapi ia tak membiarkan dirinya dihantui dosanya itu. Ia bertobat kpd Tuhan & membiarkan Tuhan bekerja, meski itu tak mudah, karena anaknya harus mati.

Iblis adl pendakwa manusia (Wahyu 12:10). Ia selalu berusaha mengingatkan kita akan dosa & kesalahan kita, membuat kita terus terpuruk & tdk bisa bangkit. Tapi, kasih Allah memberi pengampunan. Jangan biarkan iblis membuat kita terpuruk & tak bisa mengampuni diri sendiri. Allah saja mengampuni kita, kita pun harus bisa mengampuni diri kita sendiri.

Betapa besar kasih..
Pengampunan Mu Tuhan..
Tak Kau pandang hina hati yg hancur..
Ku berterima kasih..
Kepada Mu ya Tuhan..
Pengampunan yg Kau beri pulihkan ku..

Halleluya.. Praise The Lord.

No comments: