Tuesday, August 16, 2016

Meranggas


Diujung jalan perumahan, berdiri kokoh 2 batang pohon. Saat musim kemarau, tampak banyak daun berguguran. Tak ada angin, tak ada goncangan, segenap daun2 kering meluncur berjatuhan memenuhi jalan. Pohon itu pun meranggas. Tinggal dahan & ranting yg kesepian. Nabi Habakuk tengah gundah meratapi negeri Yehuda. Pohon ara tdk berbunga, pohon anggur tdk berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan. Belum lagi ladang2 yg tak menghasilkan serta terhalaunya kambing domba & lembu sapi dari kandang2 mereka. Habis semua. Meranggas.

Pernahkah hidup terasa demikian? Semua yg pernah kita banggakan pelan2 berjatuhan. Pernikahan, keluarga, kesehatan, pekerjaan, pelayanan. Tak ada lagi yg tersisa. Hidup terasa meranggas. Seolah tak ada alasan utk bertahan. Kabar baiknya adl meranggas bukanlah akhir kehidupan. Pohon2 menggugurkan daunnya utk mengurangi penguapan, menyesuaikan diri dgn musim kemarau yg sudah menyapa. Saat saya lewat sebulan kemudian, betapa menakjubkannya melihat pohon itu kini sudah dipenuhi kembali oleh lebatnya pucuk2 baru yg bermunculan. Sebuah bayangan akan awal kehidupan yg baru.

Dalam ratapannya, nabi Habakuk tetap mampu bersorak-sorak & beria-ria. Bagaimana bisa? Ia menaruh imannya kpd Allah yg menjadi penyelamat & sumber kekuatannya (Habakuk 3:18). Saat kita berada dlm keadaan sangat terpuruk, tetaplah mencari wajah Tuhan. Kehidupan yg meranggas akan menumbuhkan kembali kebanggaannya yg baru tepat pada waktunya, selama kita tetap berakar pada "Sumber" yg benar.

Habakuk 3:18
namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.

Tetap berdoa, berharap dan andalkan Tuhan Yesus saja.
Tetap semangat dlm Tuhan & Tuhan Yesus mengasihi selalu.

No comments: