Saturday, April 30, 2016

Harus Mati Lebih Dulu


Surat kabar Perancis pada 1888 secara keliru menulis obituari ttg Alfred Nobel, padahal ketika itu yg meninggal adl kakaknya yg bernama Ludwig Nobel. Ketika Alfred Nobel membaca berita tentang kematiannya sendiri, ia seperti org buta yg tiba2 dpt melihat kembali.  Sejak itu, Nobel mencurahkan dirinya utk perkara2 kemanusiaan terutama perdamaian.

Ketika kita di izinkan utk "mati" cara pandang kita akan langsung berubah. Yunus "mati" selama 3 hari di perut ikan. Ketika ia keluar dari perut ikan, cara pandang Yunus berubah. Ia tdk lagi lari dari panggilan Tuhan, tetapi bersedia pergi ke Niniwe utk menyerukan pertobatan. Dalam perjalanan ke Damsyik, Saulus berjumpa dgn Yesus. Saat itu ia melihat cahaya yg memancar dari langit membuatnya rebah & 3 hari lamanya ia buta. Bukan secara harfiah, saat itulah Saulus "mati". Semenjak itu kehidupan Saulus berubah total. Tdk lagi menjadi motor penggerak aniaya, tapi menjadi rasul Kristus utk memberitakan Injil ke bangsa2.

Kita harus mati bagi dosa lebih dulu, barulah kita bisa hidup bagi Kristus (Roma 6:2). Sayangnya banyak anak Tuhan enggan melewati fase "mati bagi dosa" ini. Mereka merasa bisa menjalani kehidupan yg berkenan kpd Allah tanpa proses lahir baru. Sesungguhnya tdk mungkin hidup kita berkenan kpd Allah jika kita tdk bersedia mati & dilahirkan kembali, ia tdk dpt melihat Kerajaan Allah.
Yohanes 3:3
Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

Kita harus mati bagi dosa lebih dulu, barulah kita bisa hidup bagi Kristus.
Mati daging maka hidup oleh Roh Kudus.

Imanuel..
Tuhan beserta kita.

No comments: