Thursday, July 21, 2016

Paradoks Doa


Bagaimana seharusnya kita berdoa? Pada satu sisi, Firman Tuhan mengajar kita utk berdoa tdk jemu2. Doa harus ngotot, tdk boleh menyerah utk memperjuangkan apa yg kita minta. Utk menjelaskan hal ini, Yesus bahkan memberikan perumpamaan tentang janda yg datang kpd hakim lalim agar haknya dibela. Karena janda ini begitu ngotot, akhirnya hakim itu pun menolong & mengabulkan permintaannya (Luk 18:1-8). Doa berarti tdk menyerah utk memperjuangkan apa yg kita gumulkan.

Namun, disisi lain, kita harus berserah & berkata "Kehendak MU jadilah". Tdk memaksakan kehendak diri, tapi biarlah kehendak Bapa yg terjadi. Doa Yesus di Taman Gersemani menunjukkan dgn jelas betapa doa itu "paradoks". Agar diluputkan dari cawan penderitaan, Yesus tdk hanya sekali berdoa, tapi 3x. Betapa ngototnya Yesus minta kpd Bapa NYA supaya tdk harus menanggung salib penderitaan. Namun dlm ke "ngototan" NYA, Yesus mengucap "Tetapi bukanlah kehendak KU melainkan kehendak MU lah yg terjadi" (Luk 22:42). Pernyataan berserah ini pun diulang Yesus hingga 3x.

Berserah, tapi tidak boleh menyerah. Ngotot minta, tapi bukan kehendak kita, melainkan kehendak Bapa yg terjadi. Di antara 2 sisi yg tampak bertentangan itu, benang merahnya adl PERCAYA. Karena kita percaya kpd Tuhan, maka kita tdk akan pernah menyerah utk meminta kpd NYA. Karena kita percaya kpd Tuhan, maka kita bisa berserah & tetap yakin bahwa apapun yg terjadi, itulah kehendak Tuhan yg terbaik bagi kita.

Doa memang penuh misteri. Kadangkala doa menjadi sesuatu yg sulit utk kita pahami, bak 2 sisi mata uang yg bertolak belakang. Namun jika tdk ada sisi yg 1, sisi yg lainnya tdk menjadi tdk berarti. Bukankah uang koin yg hanya punya 1 sisi tdk akan laku dibelanjakan? Doa juga seperti itu. Kita minta terus menerus. Kita ngotot. Kita tdk menyerah. Namun disisi lain, kita harus pasrah & berserah. Mengijinkan kehendak NYA yg jadi, bukan kehendak kita.

Ujung2 nya terserah apa kata Tuhan & taat/nurut ...
Tuhan mengasihi selalu..

No comments: