Friday, December 15, 2017

Bahagia Setelah Sengsara

Morning coffee
BAHAGIA SETELAH SENGSARA

Yusuf memberi nama Manasye kpd anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kpd kesukaranku dan kpd rumah bapaku." (Kejadian 41:51)

Seorang janda semula sangat menderita,Seorang diri ia membesarkan 4 anak dgn usaha menjahit setelah suaminya meninggal. Krn masih sulit unt mencukupi biaya hidup, ia beralih menjadi penjual makanan. Semakin hari semakin banyak pelanggannya sampai akhirnya ia dapat mendirikan restoran.
Hatinya penuh rasa syukur kpd Tuhan. Di usia senja, usahanya diteruskan oleh anak2nya. Ia menggunakan waktunya unt mengunjungi orang sakit dan mendukung pelayanan hamba Tuhan.

Dmkn pula dgn Yusuf. Ia mulai mengalamai kesengsaraan pd usia 17 tahun. Mendapat perlakuan istimewa dan menjadi kesayangan ayahnya, Yusuf justru dijual sbg budak ke Mesir. Baru saja dipercaya di rumah Potifar, ia dipenjara krn fitnah istri tuannya itu. Menunggu dlm ketidakpastian selama bertahun-tahun tentu membuat frustrasi. Seolah Tuhan membiarkannya terkungkung dalam kesengsaraan tak berujung.

Namun Yusuf tetap mempertahankan kesucian dan kinerjanya. Pd usia 30 th, setelah 13 th dlm kesengsaraan, Tuhan menjadikannya penguasa di Mesir dan mengaruniakan istri dan anak kepadanya.

Ktk berada dalam kesengsaraan, kita harus tetap menjaga diri agar tidak terjatuh dalam dosa. Kesetiaan kpd Tuhan diuji saat kita berada dalam keadaan yg menekan. Sebaliknya, dlm situasi bahagia hendaknya kita tidak lupa unt mengucap syukur. Sambil mengingat bhw Tuhanlah yg menyertai kita dalam segala keadaan.

TETAPLAH KUDUS DALAM PENDERITAAN, TERUSLAH BERSYUKUR KETIKA TUHAN MENGARUNIAKAN KELIMPAHAN

Tuhan memberkati.

No comments: