Saturday, March 25, 2017

Panglima Shamila


Dulu ada penglima pasukan di Rusia namanya Shamila. Karena pemerintahan kaisar waktu itu sangat otoriter, maka dia bersama pasukannya lari ke padang gurun untuk melakukan konsolidasi melawan kaisar.

Karena ada di padang gurun maka semua makanan harus dihemat supaya seluruh pasukan bisa bertahan hidup.

Suatu ketika ada laporan bahwa sekarung beras telah hilang. Shamila marah, ia memberi peringatan kepada seluruh pasukannya, _"Siapa yang mencuri beras akan dihukum cambuk 50 kali"_

Hari berikutnya ada sekarung beras lagi yang hilang. Shamila sangat marah kemudian dia memerintahkan pasukannya, _"Siapapun yang mencurinya, tidak peduli pria atau wanita, muda atau tua harus dihukum cambuk 50 kali."_

Shamila kemudian memerintahkan pasukan untuk mencari pencurinya.

Beberapa saat kemudian anak buahnya datang: _"Panglima ada kabar baik, pencurinya sudah ketemu"._

Shamila menjawab: _"Bagus"_

Anak buahnya menjawab lagi: _"Tetapi ada berita buruknya, Panglima "._

Shamilla menjawab lagi: _"Apa itu?"_

Anak buahnya menjawab lagi: _"Yang mencuri adalah ibu Panglima sendiri"._

Shamila terdiam, dia bingung, ibunya sudah lanjut usia, kalau diberi hukuman, jangankan 50 kali cambukan, 2 kali cambukan saja ibunya pasti meninggal. Tapi kalau tidak dihukum, ia tidak adil.

Akhirnya Shamilla berkata: _"Keputusan ditunda besok pagi"_

Semalaman ia berpikir keras bagaimana mengambil keputusan. Seluruh pasukan juga bingung, ada yg tidak tega kalau ibunya dihukum, ada yang bersikeras yang bersalah harus dihukum.

Akhirnya pagi hari tiba. Seluruh anggota pasukan berkumpul. Semua mata menatap kepada Shamilla menanti keputusan yang akan diambil.

Shamila maju dan berkata: _"Seperti yang sudah ditetapkan yang mencuri beras harus dihukum cambuk 50 kali. Pasukan, bawa pencurinya ke depan"._

Kemudian pencurinya yang juga ibunya dibawa ke depan.

Shamilla berkata, _"Segera laksanakan hukum cambuk 50 kali"._

Sesaat sebelum algojo menjalankan cambukan yang pertama, Shamilla berkata: _"Stop!!!"._

Kemudian dia berkata kepada ibunya: _"Ibu, aku menyayangi ibu, tapi keadilan harus ditegakkan. Harus ada hukuman untuk suatu pelanggaran."_

Tiba tiba ia memeluk ibunya dan berkata:

_"Ibu, aku menyayangi ibu, aku yang akan menggantikan ibu menerima hukuman ini. Ibu jangan mencuri lagi ya"._

Shamilla memeluk ibunya, dia berkata kepada algojo:
_"Algojo lakukan hukuman cambukan 50 kali itu sekarang! "._

Kemudian algojo melakukan hukuman cambuk tersebut tepat dipunggung Shamilla yg sedang menahan sakit sambil memeluk ibunya spy ibunya tdk terkena cambukan.

Dengan demikian Shamilla sebagai pemimpin mempunyai kasih dan sekaligus menjalankan keadilan.

Sahabatku,
Bukankah demikian dengan Bapa? Ia adalah Allah yang suci yang tidak bisa melihat dosa, tetapi Ia juga begitu mengasihi manusia karena Ia adalah Kasih.

Jika Ia menghukum karena keadilanNya, dimanakah kasihNya? Tetapi jika Ia mengasihi tanpa menghukum dosa, dimanakah keadilanNya?

Kasih dan Keadilan Allah bertemu di Kayu Salib, dimana KasihNya dinyatakan dalam Yesus Kristus, dan keadilanNya terjadi saat Yesus harus menjalani hukuman ganti dosa-dosa kita. Dia mengganti yang seharusnya dihukum.

_*1 Petrus 1:18-19* Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat._

Selamat pagi sahabatku..
Tuhan memberkati.

No comments: