Tuesday, July 7, 2020

Kesucian Yang Sejati

*Kesucian Yang Sejati* 

Kesucian sangat berharga dalam kehidupan kita ini; lebih berharga daripada segala kekayaan, popularitas, kehormatan, gelar, pangkat dan lain sebagainya. 

Inilah yang seharusnya menjadi kerinduan dan obsesi kita. Kalau kita mengejar hal-hal lain lebih daripada kesucian, itu suatu ketidaksetiaan kepada Tuhan. 

*Apakah kesucian itu?* 
• Kata *Suci atau kudus* dalam 
bahasa Ibrani adalah *Qadosh* yang artinya: _murni, dipisahkan dari yang lain untuk digunakan untuk Tuhan_. 

• Dalam bahasa Yunani, kata 
yang setara adalah *ἅγιος* (Klasik: hágios; Koine: háyos) yang juga _berarti dipisahkan, berbeda dari yang lain._

Dari etimologi kata suci atau kudus ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa kesucian mengacu pada _keadaan yang berbeda dari yang lain dan dipisahkan untuk digunakan hanya untuk Tuhan saja._ 

Sering orang suci digambarkan sebagai: orang yang menyepi di biara atau di tempat-tempat sunyi dan terpencil, tidak hidup di tengah-tengah masyarakat, tidak menikah, tidak memiliki harta; kegiatan hidupnya hanyalah bertapa, bermeditasi dan melakukan seremonial agama. 

Justru mereka yang menghindarkan diri dari pergaulan dunia tidak pernah mengenal kesucian yang sesungguhnya. 

Bagaimana seseorang bisa dikatakan cakap berenang kalau hanya berenang di kolam kecil, tidak pernah bergumul dalam gelombang laut atau riak sungai?

• Seseorang tidak bisa dikatakan menang dalam pencobaan jika tidak pernah dihadapkan dengan pencobaan. 

• Seseorang tidak bisa dikatakan taat kepada Bapa, jika tidak ada peluang untuk tidak taat. 

• Seseorang yang tidak pernah menghadapi percobaan dalam kehidupan secara konkret tidak dapat memahami kesucian yang sesungguhnya.

Justru saat diperhadapkan 
kepada godaan-godaan untuk menuruti hawa nafsunya, seseorang dapat membuktikan apakah ia memilih taat kepada Bapa atau tidak; memilih kesucian atau dosa. 

Melalui kehidupan konkret di tengah-tengah kemungkinan untuk berbuat dosalah kita harus belajar 
untuk hidup di dalam ketaatan kepada Bapa, bukan mengikuti keinginan kita sendiri. Dari sini terbangunlah kesucian yang sejati dalam hidup kita.

#truthwisdom

No comments: